Ben Evans, pakar hewan dari McMaster University di Hamilton dan ilmuwan Indonesia menemukan 13 spesies katak bertaring di Sulawesi. Sembilan katak di antaranya belum pernah ditemukan sebelumnya.
Untuk menemukan katak ini, Evans dan timnya harus melakukan ekspedisi di sepanjang sungai dan hutan dengan resiko gigitan ular berbisa. Hasilnya, ada 683 ekor katak yang berhasil ditangkap. Peta distribusi katak lalu dibuat, sekaligus perbandingan ciri katak dengan lingkungan tempatnya.
Katak bertaring termasuk dalam genus Limnocetes, disebut bertaring karena memiliki tonjolan tulang di rahang bawah. Taring yang dimaksud bukan berarti gigi taring yang sebenarnya, karena tak memiliki akar gigi atau ciri-ciri gigi lainnya.
Dalam catatannya, Evans menulis, seluruh spesies katak bertaring yang ditemukan memiliki variasi adaptasi yang berbeda, sesuai kondisi lingkungan dan iklim mikro masing-masing, mulai dari yang terbasah hingga terkering dan dengan beragam vegetasi yang ada.
Beberapa spesies katak mempunyai kaki berselaput tebal berguna untuk beradaptasi dengan arus sungai yang deras. Sementara yang lain berselaput tipis, sesuai dengan lingkungan darat. Yang unik pada penemuannya adalah, ada katak yang melakukan fertilisasi internal, meletakkan telurnya jauh dari air dan mengawasinya.
Evans mengatakan bahwa berdasarkan hasil penelitian, tak ada genus katak lain di Sulawesi yang bisa berkompetisi dengan genus katak bertaring. Ini menjadi bukti bahwa katak bertaring berevolusi untuk mengisi kekosongan relung kehidupan yang ada di Sulawesi.
Sampai saat ini, ilmuwan belum mengetahui manfaat taring pada katak genus ini. Namun diyakini adalah sebagai senjata melawan pejantan lain guna mempertahankan wilayah, menangkap mangsa seperti ikan dan serangga serta sebagai senjata melawan predator.
Saat ekspedisi, Evans berusaha menangkap katak di hutan yang belum tersentuh penebangan liar. Namun, Evans mengatakan, banyak hutan tempat ia mengambil sampel telah hilang dan rusak ketika ia mengunjunginya beberapa tahun kemudian."
Sejauh ini belum ada dari spesies yang ditemukan punah. Tapi distribusi katak-katak tersebut telah berkurang. Perlu usaha pelestarian lingkungan untuk menjaga katak-katak unik agar tetap eksis.
Sumber: http://tiny.ly/TWRw
Katak bertaring? Baru tahu nih.
ReplyDelete