Dari studi genetika yang dipublikasikan di jurnal Nature Reviews Microbiology, diketahui bahwa jamur ini mampu melindungi tanaman dari berbagai penyakit sekaligus meningkatkan pertumbuhan tanaman tersebut. Ia juga bisa dipakai sebagai alternatif ramah lingkungan dari pupuk konvensional dan zat-zat pelindung tanaman.
“Dalam DNA jamur, khususnya dari genus Trichoderma, ada banyak gen terkait persepsi sensitif terhadap dunia luar. Jamur ini bisa bereaksi terhadap sinyal dari lingkungannya,” kata Irina Druzhinina, peneliti dari Vienna University of Technology, Austria.
“Jamur Trichoderma mampu memakan gula dari tanaman bahkan dari jamur lain. Mereka bisa menempel di permukaan kering, di kulit manusia, di batang pohon, ataupun di akarnya,” ujar Druzhinina. Selain itu, mereka juga punya banyak senjata kimia di dalam DNA mereka dan bisa menyerang jamur atau bakteri lain dengan racun bertenaga.
Druzhinina menyebutkan, mengetahui DNA jamur sangat penting untuk memahami 160 spesies Trichoderma lain yang saat ini diteliti di universitas tersebut. Dengan demikian, sebutnya, kita bisa memilih jamur mana yang paling tepat untuk kebutuhan tertentu.
“Dengan pengetahuan yang cukup seputar genetika jamur, spesies tertentu dari jamur cendawan dapat digunakan untuk menggantikan zat kimia pelindung tanaman. Dalam skenario terbaik, jamur itu bahkan bisa mendorong pertumbuhan tanaman tersebut,” ucap Druzhinina.
Ia mencontohkan, untuk menyembuhkan penyakit tanaman kopi di Afrika, kita perlu menggunakan jamur yang berbeda dibandingkan dengan jamur yang biasa kita temui di Eropa. “Tetapi, di belahan dunia manapun, banyak spesies jamur bisa ditemukan. Kita perlu memahami genetikan mereka untuk mengetahui spesies jamur mana yang bisa digunakan untuk kebutuhan tertentu,” ucapnya kembali.
Sumber: nationalgeographic.co.id
Info menarik..tapi sebagai orang awam kita masih sangat kesulitan mana jamur beracun mana yang jamur obat...
ReplyDeletesaya baru tahu kalau jamur itu sebagai tanaman obat...
ReplyDeleteinformasi yg sangat menarik sobat...