Semut Marabunta atau biasa dikenal dengan semut tentara (semut legiun) merupakan jenis semut predator agresif dalam mencari makan. Semut marabunta menyerang secara berkelompok dengan jumlah yang sangat besar.
Selama dalam perjalan, semut bergerak selama sehari. Apa saja yang ada didepan akan mereka makan. Laba-laba, Serangga lain, dan vertebrata kecil merupakan mangsa dari semut tentara. Saat senja semut tentara ini membentuk sarang mereka.
Selama berburu untuk mencari makan, semut ini selalu menjadi makanan menarik untuk beberapa jenis burung. Seperti antbirds, thrush, dan Wrens, yang sangat gemar memakan semut tentara ini.
Di antara semut tentara ada juga spesies yang hanya berani keluar di malam hari. Namun, belum ada penelitian yang memadai kegiatan mereka. Dari semut tentara yang aktif pada siang hari, spesies Eciton burchelli dan Eciton hamatum yang paling dipelajari oleh para peneliti semut.
Semut Marabunta melakukan pemberhentian lama apabila sang ratu telah siap untuk bertelur. Fase bertelur ini berlangsung sekitar dua sampai tiga minggu, dimulai ketika larva menjadi kepompong. Setelah sang ratu selasai bertelur, para semut tentara melanjutkan perjalannya kembali.
Tentara semut tidak membangun sarang permanen seperti semut yang lain. Sebaliknya, mereka membangun sarang apabila harus menetap lama, yang dikenal sebagai sebuah bivak. Bivouacs cenderung ditemukan di batang pohon atau di liang yang digali oleh semut. Apa bila terjadi gangguan kecil pada sarangnya, tentara berkumpul di permukaan atas bivak, siap untuk membela sarang dengan penjepit kuat dan sengatan. Bagian dalam sarang diisi dengan banyak ruang dengan makanan, ratu, larva, dan telur.
Semut tentara dapat mengkonsumsi sampai 100.000 hewan mangsa setiap hari dan dengan demikian dapat memiliki pengaruh yang besar pada populasi, keanekaragaman, dan perilaku mangsa mereka. Spesies mangsa bawah tanah seperti cacing tanah, dan kadang-kadang juga hewan vertebrata, telur penyu, atau biji berminyak. Ada sekitar lima spesies yang berburu di pohon-pohon tinggi di mana mereka dapat menyerang unggas dan telur mereka.
Secara historis, pada dunia lama dan dunia baru ecitonine garis keturunan semut diduga telah berevolusi secara independen, sebuah contoh evolusi konvergen, tetapi analisis genetik menunjukkan bahwa mereka semua berevolusi dari satu nenek moyang, yang hidup sekitar 100 juta tahun lalu di saat benua Afrika dan Amerika masih bersatu. Tentara taksonomi semut tetap selalu berubah, dan analisis genetik akan terus memberikan informasi lebih lanjut tentang keterkaitan dari berbagai spesies semut.
0 comments:
Post a Comment
Klik " +1 " Bila anda menyukai artikel ini...
Sedikit saja komentar anda untuk membangun artikel sederhana ini ^_^