Lonceng Cakra Donya

Saturday, December 31, 2011 | 5 comments


Lonceng Cakra Donya merupakan salah satu lonceng yang sangat terkenal di dunia dan memiliki nilai sejarah tinggi. Lonceng Cakra Donya sangat terkenal di Aceh dan sampai sekarang menjadi simbol atau icon Aceh.

Menurut catatan sejarah, lonceng cakra donya merupakan pemberian dari Laksamana Cheng Ho yang merupakan pelayar tangguh, sebagai ikatan persahabatan antara kerajaan China dengan Kerajaan Aceh.

Lonceng Cakra Donya adalah lonceng yang berupa mahkota besi berbentuk stupa buatan Cina pada tahun 1409 M, dengan tinggi 125 cm dan lebar 75 cm. Pada bagian luar lonceng Cakra Donya terdapat hiasan dan simbol-simbol berbentuk aksara China dan Arab. Aksara China bertuliskan "Sing Fang Niat Tong Juut Kat Yat Tjo" (Sultan Sing Fa yang telah dituang dalam bulan 12 dari tahun ke 5). Sedangkan aksara Arab tidak dapat dibaca lagi karena sudah terhapus akibat dimakan usia.

Lonceng yang dibawa oleh Cheng Ho ini adalah pemberian Kaisar Tiongkok, pada abad ke-15 kepada Raja Pasai. Pada abad ke 15, armada Cheng Ho mampir dalam pelayarannya ke Pasai dan memberikan Lonceng besar yang tertanggal 1409 (Cakra Donya) kepada raja Pasai pada waktu itu. Di kota Samudra Pasai ini banyak tinggal komunitas Tionghoa, seperti adanya "kampung Cina", seperti ditulis dalam Hikayat Raja-raja Pasai.

Ketika Pasai ditaklukkan oleh Aceh Darussalam pada tahun 1524, lonceng ini dibawa ke Kerajaan Aceh. Pada awalnya lonceng ini ditaruh diatas kapal Sultan Iskandar Muda yang bernama "Cakra Donya"

Cakra mempunyai arti: poros kereta, lambang-lambang Wishnu, cakrawala atau matahari, kabar. Sedangkan Donya berarti dunia. Secara harafiah dapat diartikan pembawa kabar dunia. Cakra Donya adalah nama sebuah kapal perang Sultan Iskandar Muda (1607-1636), yaitu Kapal Cakra Donya di mana lonceng ini digantungkan, dalam penyerbuannya terhadap Portugis di Malaka.

Kapal Cakra Donya ini bagaikan kapal induk armada Aceh pada waktu itu dan berukuran sangat besar, sehingga Portugis menamakannya "Espanto del Mundo" (Teror Dunia). Kemudian Lonceng yang bertuliskan aksara Tionghoa dan Arab dinamakan lonceng Cakra Donya.

Lonceng raksasa yang merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang bermutu tinggi ini diletakkan di dekat Masjid Raya Baiturrahman yang berlokasi di kompleks Istana Sultan. Namun kini Lonceng Cakradonya telah dipindahkan ke Museum Aceh.

Lonceng Cakra Donya ini telah menjadi benda sejarah kebanggaan orang Aceh hingga sekarang. Lonceng ini juga merupakan bukti dan simbol hubungan bersejarah antara Tiongkok dan Aceh sejak abad ke-15.



Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Lonceng, http://acehpedia.org/Lonceng_Cakra_Donya

Mengenang Aceh 7 Tahun Silam

Monday, December 26, 2011 | 5 comments


Hari ini tepat 26 Desember 2011 merupakan tanggal dan bulan yang sangat terpenting dalam benak bangsa Aceh. Pada masa 7 Tahun silam, bangsa Aceh menangis dan menjerit meminta tolong mohon ampun pada yang Maha Kuasa.

Orang tua kehilangan anak-anaknya, sang anak mencari-cari ayah dan ibunya, suami mencari istri, istri bertanya-tanya kabar berita suami, kakak mencari adik, si adik linglung melihat sekelilingnya nafsi-nafsi.

Mayat-mayat berserakan seperti daun-daun gugur berhamburan di tanah. Rintihan-rintihan sakit meminta "tolong" sudah tidak tergubris karena pikiran terfokus mencari keluarga dan sanak famili. Sungguh pada hari itu semua dan nafsi-nafsi.

Pada hari minggu, 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi dahsyat yang menyebabkan tsunami di Samudra Hindia, lepas pantai barat Aceh. Pada pukul 7:58:53 WIB, Gempa bumi dengan berkekuatan 9,3 mengguncang Aceh. Pusat gempa terletak pada bujur 3.316° N 95.854° E, Koordinat: 3.316° N 95.854° E kurang lebih 160 km sebelah barat Aceh dengan kedalam 10 kilometer.

TIdak lama setelah gempa berhenti, tiba-tiba air laut surut jauh dari pesisir pantai. Karena pada saat itu bertepatan dengan hari libur, tempat-tempat wisata pantai sangat ramai pengunjungnya. Para pengunjung dan masyarakat setempat turun menuju pantai untuk memungut bunga-bunga karang dan ikan-ikan yang tidak ikut terseret arus.

Tiba-tiba terdengar ledakan dasyat dan dalam sekejab gelombang besar menghantam apa saja yang ada didepannya. Air laut bercampur lumpur hitam pekat menjadi satu menerjang dan meluluh lantakkan bangunan rumah, industri rumah tangga, toko, kios, bahkan tempat-tempat ibadah.

Air bah (tsunami) itu tidak memandang bulu untuk menelan korbannya. Kayu, batu, seng, besi, dan juga manusia terlumat menjadi tidak berbentuk. Sungguh mesin penghancur yang sangat luar biasa.

Setelah air pun surut dan kembali normal, barulah terlihat jelas kondisi jiwa-jiwa yang tidak tertolong. Sungguh tragis dan mengenaskan kondisi para jenazah-jenazah tersebut. Ada yang sudah tidak bisa dikenali lagi, kelihangan salah satu anggota tubuh bahkan seluruhnya, ada juga yang masih bernyawa dengan kondisi tinggal berpulang kepada-Nya.

Saatnya itu hanya air mata darah yang bisa keluar menangisi kehilangan keluarga tercinta. Padahal semalamnya masih tertawa bercanda bersama, tapi ketika pagi datang semua hilang tanpa rasa maaf tersampaikan.

Semua yang terjadi di Aceh merupakan kehendak dari-Nya. Tidak ada yang bisa kita manusia lakukan kecuali hanyalah berdo'a dan meminta pengambunan. Dibalik semua cobaan pasti ada hikmah yang didapat. Aceh menjadi aman, tidak ada lagi kontak senjata dan penculikan di malam hari dengan kondisi tewas tertembak dan bekas penuh siksa di pagi hari.

Semoga Acehku tetap aman. Bangkitlah Aceh lebih besar dari sebelumnya.

Ceritakan lah pada anak-anak cucu Aceh bahwa tanggal 26 Desember 2004 adalah hari dimana Air Laut (tsunami) meluluh lantakkan Kota dan Desa.

Peringatkan dan kecamkan anak-anak cucu Aceh untuk selalu waspada bila terjadi gempa dengan kekuatan besar untuk lari dan mencari tempat yang lebih tinggi.

Semoga kita semua dilindungi oleh ALLAH SWT.


Gambar kilas balik tsunami































by: putroe intan

Rencong

Friday, September 9, 2011 | 3 comments

Rencong sangat terkenal sebagai alat senjata untuk mempertahankan diri dan mengandung makna-makna tertentu yang diyakini oleh masyarakat Aceh. rencong ini dipergunakan sehari-hari sebagai perhiasan (pakaian) yang diselipkan di pinggang, Sebagai seni (seni ukir) dan sebagai alat kesenian seperti dipakai dalam pertunjukkan tari seudati. Rencong sebagai perkakas dipergunakan sebagai alat pelobang pelepah rumbia dan sebagainya. Rencong sebagai senjata perang untuk menghadapi musuh-musuh peperangan yang ingin menjajah Aceh seperti Inggris, Belanda dan sebagainya.

Menurut catatan sejarah rencong mulai dipakai pada masa Sultan Ali Mugayatsyah memerintah Kerajaan Aceh pada tahun 1514-1528. Pada waktu itu masih berorientasi pada kepercayaan Islam yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial budaya masyarakat di daerah aceh. Sehingga makna kedudukan rencong adalah sebagai berikut :

* Gagangnya yang melekuk kemudian menebal pada bahagian sikunya merupakan aksara Arab "Ba"
* Bujuran gagang tempat genggaman berbentuk aksara Arab "Sin"
* Bentuk-bentuk lancip yang menurun ke bawah pada pangkal besi dekat gagangnya merupakan aksara Arab "Mim"
* Lajur-lajur besi dari pangkal gagang hingga dekat ujungnya merupakan aksara Arab Lam dan ujung yang runcing sebelah atas mendatar dan bahagian bawah yang sedikit melekuk ke atas merupakan aksara Arab "Ha"

Dengan demikian rangkaian dari aksara BA, MIM, LAM dan HA itu mewujudkan kalimah “BISMILLAH”. Ini berkaitan dengan jiwa heroic dalam bentuk senjata tajam yang dipakai sebagai senjata perang untuk mempertahankan agama Islam dari penjajahan orang-orang yang anti Islam.

Dalam masyarakat Aceh terdapat kepercayaan bahwa rencong ada yang berkhasiat dan ini biasanya merupakan warisan yang dipelihara secara turun menurun dan dijaga dengan baik. Rencong pusaka ini tidak boleh dipakai sembarangan saja kalau tidak perlu betul atau dalam kondisi terdesak baru boleh untuk dipakai. Oleh karena rencong mempunyai kekuatan-kekuatan tertentu, serta untuk menjaga kehormatan. Menyimpannya tidak boleh sipemakainya sembarangan tempatnya harus dirahasiakan.

Adanya perpaduan antara seni dan budaya Islam dalam penciptaan rencong yang berbentuk tulisan Arab (Bismillah) dengan nama Allah merupakan suatu kekuatan yang sangat sakral dapat mengendalikan peri laku kehidupan ummat manusia dengan Allah selaku penciptanya. Menurut catatan sejarah menyebutkan rencong telah memberikan semangat dan dorongan bagi pejuang zaman dahulu untuk mengusir Belanda dari Aceh, sehingga tentara Belanda banyak yang tewas dengan senjata rencong.


Jenis Rencong

Rencong Meucugek

Rencong Meucugek



Rencong Meupucok

Rencong Meupucok


Rencong Pudoi

Rencong Pudoi



Waspada Angin Kencang

Sunday, September 4, 2011 | 0 comments

angin kencang

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Blang Bintang, Aceh Besar, meminta agar masyarakat waspada terhadap kemungkinan bakal terjadinya angin kencang selama sepekan ke depan (4-10 September 2011). Angin yang berembus dengan kecepatan 50 km/jam bisa menumbangkan pohon, menerbangkan atap rumah, dan menganggu penerbangan.

Terdapat siklon tropis Talas di Samudra Pasifik Barat dan adanya daerah pusat tekanan rendah di Laut Cina Selatan mempengaruhi dinamika atmosfer di wilayah Aceh. "Terkait adanya siklon tropis itu Aceh tujuh hari ke depan diprediksi BMKG arah angin di wilayah Aceh yang berembus dari arah barat daya menuju wilayah pesisir barat-selatan Aceh dengan kecepatan 50 km/jam" ujar Kasi Obseravsi dan Informasi, Suprapto melalui prakirawan Jaya Martuah Sinaga kepada Serambi, Sabtu (3/9).

Menurutnya, dengan kondisi seperti itu masyarakat diminta untuk waspada terhadap kemungkinan terjadinya gelombang laut yang tinggi, membetulkan struktur bangunan atap rumah yang tidak kokoh, dan menebang pohon yang sudah tua. Apalagi yang tumbuhnya dekat rumah.

"Angin kencang dengan tiupan 50 km/jam ini juga memengaruhi penerbangan. Kalau angin kencang yang berembus dari atas ke bawah dengan kecepatan seperti itu bisa menyebabkan goncangan terhadap pesawat sehingga pesawat tidak bisa take off dan landing dengan sempurna. Sedangkan untuk di laut, angin kencang juga bisa memacu terjadinya gelombang tinggi" kata Jaya.

Selain dilanda angin kencang, bagian utara Aceh akibat adanya siklon tropis Talas diprakirakan hujan akan turun dengan intensitas ringan hingga sedang yang disertai guntur/petir.

Masyarakat juga diminta untuk waspada dengan sambaran petir dan diminta agar tidak berteduh di bawah pohon, mengingat kayu merupakan penghantar listrik. "Juga kurangi aktivitas di tempat terbuka dan matikan alat elektronik di rumah," saran Jaya.

Sementara itu, gelombang laut diperkirakan sepekan depan di perairan utara dan timur Aceh tingginya berkisar 1,25-2,5 meter. Di perairan Aceh (Pulo Aceh dan Sabang) tingginya antara 0,75-1,25 meter dan barat dan selatan Aceh berkisar 1,25-2,0 meter.




Sumber: http://aceh.tribunnews.com

Kabupaten Aceh Selatan - Serangan Ulat Bulu

Tuesday, August 23, 2011 | 2 comments


Ribuan ulat bulu ditemukan di sejumlah pohon cemara di kawasan pantai Desa Batee Tunggai, Kecamatan Samadua, Kabupaten Aceh Selatan. Fenomena ini membuat warga setempat ketakutan, karena kerumunan binatang melata itu juga mulai memasuki rumah penduduk.

M Ical (30) seorang penghuni rumah di tepi pantai wisata Desa Betee Tunggai, kepada Serambi, Senin (22/8) mengaku sangat resah dengan kehadiran ulat bulu yang tiba-tiba menyebar dan menyerang pohon cemara di belakang rumah yang disewanya itu.

M Ical menjelaskan, dirinya baru mengetahui ulat bulu tersebut menempel di batang pohon cemara di belakang rumahnya itu sepekan lalu. Awalnya jumlah ulat bulu itu tidak seberapa, tapi ia sangat terkejut ketika melihat binatang itu semakin hari semakin banyak dan menyebar ke pohon lainnya. Bahkan dalam tiga hari dua pohon cemara mati dibuatnya dan sejumlah pohon lainnya juga sudah mulai meranggas.

Melihat hama ulat bulu yang jumlahnya terus bertambah itu, pihaknya langsung membakar pohon tersebut. Tapi upaya yang dilakukan itu tidak membuahkan hasil, malahan binatang itu terlihat semakin banyak.

Tidak hanya menjalar ke pohon-pohon, binatang itu juga sudah mulai masuk ke rumah warga. Fenomena ini sangat meresahkan pemilik rumah tersebut. Karena itu ia meminta pihak terkait untuk segera menanggulangi serangan ulat bulu tersebut. “Kami mengharapkan supaya dinas terkait segera menanggulangi hama ulat bulu tersebut,” kata M Ical.




Sumber: http://bit.ly/q9fvEV

Aceh dan Tarawih

Sunday, August 7, 2011 | 3 comments


Salat Tarawih adalah salat sunnat yang dilakukan khusus hanya pada bulan ramadan. Tarawih dalam bahasa Arab adalah bentuk jama’ dari تَرْوِيْحَةٌ yang diartikan sebagai "waktu sesaat untuk istirahat".

Waktu pelaksanaan salat sunnat ini adalah selepas isya', biasanya dilakukan secara berjama'ah di masjid dan surau. Fakta menarik tentang salat ini ialah bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam hanya pernah melakukannya secara berjama'ah dalam 3 kali kesempatan. Disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam kemudian tidak melanjutkan pada malam-malam berikutnya karena takut hal itu akan menjadi diwajibkan kepada ummat muslim.

Alhamdulillah sudah memasuki puasa ke 8 dan tarawih ke 8. Mesjid dan meunasah (surau) di banda aceh masih penuh.

Semoga tetap penuh hingga malam takbiran tiba.. amin :)




 
© Design modified 2010-2011 putroe intan | Powered by Blogger.com.