Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berhasil menciptakan alat yang dapat mengolah air kotor menjadi air bersih yang layak diminum. Air dari hasil olahan bisa memenuhi standar baku mutu kualitas air layak minum sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 907/Menkes/SK/VII/2002 secara uji fisika, kimia, dan biologi.
Perdamean Sebayang yang merupakan salah satu dari tim peneliti, menjelaskan ide alat ini berawal saat banjir melanda beberapa daerah yang menyebabkan kurangnya pasokan air. Sistem pengolahan air bersih dan air minum LIPI ini dirancang agar mudah dibawa dan dapat dioperasikan tanpa sumber listrik dari PLN. Alat tersebut berukuran sekitar 1 meter x 1,5 meter dengan tinggi 1 meter.
Proses penyaringan air ini bermula dari sistem prefilter. Dalam sistem itu, ada 3 tahap yaitu, cyclone filter, filter media, dan sediment cartridge filter. Pada tahap cyclone filter, air kotor yang masuk akan tersaring berbagai kotoran, seperti lumpur, pasir besi, dan logam berat. Selanjutnya di tahap filter media, 3 tabung filter yang berisi silica sand, manganese sand, carbon active, cation exchange eesin akan menghilangkan bau dan keruh pada air. Sedangkan pada tahap cartridge filter, air akan menyaring berbagai kuman seperti protozoa, virus, dan bakteri.
"Setelah melewati 3 tahap ini, lalu masuk tahap ultra filtration yang menyaring jenis virus dan bakteri yang bentuknya lebih kecil yang belum tersaring. Lalu air masuk ke RO filter, dan air yang keluar adalah air bersih dan siap diminum," paparnya.
Proses konversi air kotor menjadi air bersih ini hanya berlangsung dalam hitungan seperempat menit. Bahkan alat ini telah dirancang secara fisika tanpa menggunakan bahan kimia yaitu dengan menggunakan lapisan-lapisan dari ukuran yang paling kasar hingga paling halus dalam orde nanometer (sepermiliar meter). "Alat ini juga bisa untuk menyaring air laut," tambah Perdamean.
Alat yang menelan biaya Rp100 juta ini, bisa digerakkan dengan suplai listrik sebesar 5.000 watt. Air bersih yang dihasilkan bisa mencapai 1.200 liter per jam dan air minum sebanyak 600 liter per jam. Perawatannya hanya dilakukan dua hari sekali dengan melakukan pencucian endapan dan kotoran yang berada dalam filter.
Saat ini LIPI telah memiliki satu unit alat yang siap dipakai. Saat ini pula, tim yang beranggotakan 6 peneliti tengah menciptakan alat sejenis dengan harga yang terjangkau untuk bisa diaplikasikan di masyarakat, Perdamean menambahkan.
Sumber: http://nationalgeographic.co.id
6 comments:
wah bagus banget alatnya, bisa jadi solusi masalah air bersih.
sayang harganya mahal
listriknya gede ya??
apa bisa di pakai di daerah ??
semoga ada improvment
keren ya,makasih bnyak ya tas infonya
Air bersih menjadi salah satu masalah yang sering terabaikan. Sebenarnya kita bisa membuat filter air sendiri dengan bahan-bahan yang mudah didapat dan terjangkau…. Banyak skali caranya asal kita mau baca dan belajar serta punya kemauan kuat….
mantev nih..lebih bagus lagi kalau penelitian dilanjutkan kini diarahkan pada bagaimana agar harganya dapat lebih murah sehingga dapat dipasang didesa, Kabupaten atau mungkin kecamatan bisa patungan untuk dapat membeli alat ini tanpa harus menunggu dikasih oleh pusat....coba di link - ken ke LIPI.
Usul juga nih..kenapa LIPI kurang sosialisasi dgn produk hasil penelitiannya yah?(atau emang kita org desa yng katro sehingga ga tau???)
benar sekali kata-kata sobat. mungkin pemerintah takut akan pengaruh alat ini terhadap jatuhnya ekonomi keuangan PAM..hehehehehehe
Post a Comment
Klik " +1 " Bila anda menyukai artikel ini...
Sedikit saja komentar anda untuk membangun artikel sederhana ini ^_^