Lonceng Cakra Donya merupakan salah satu lonceng yang sangat terkenal di dunia dan memiliki nilai sejarah tinggi. Lonceng Cakra Donya sangat terkenal di Aceh dan sampai sekarang menjadi simbol atau icon Aceh.
Menurut catatan sejarah, lonceng cakra donya merupakan pemberian dari Laksamana Cheng Ho yang merupakan pelayar tangguh, sebagai ikatan persahabatan antara kerajaan China dengan Kerajaan Aceh.
Lonceng Cakra Donya adalah lonceng yang berupa mahkota besi berbentuk stupa buatan Cina pada tahun 1409 M, dengan tinggi 125 cm dan lebar 75 cm. Pada bagian luar lonceng Cakra Donya terdapat hiasan dan simbol-simbol berbentuk aksara China dan Arab. Aksara China bertuliskan "Sing Fang Niat Tong Juut Kat Yat Tjo" (Sultan Sing Fa yang telah dituang dalam bulan 12 dari tahun ke 5). Sedangkan aksara Arab tidak dapat dibaca lagi karena sudah terhapus akibat dimakan usia.
Lonceng yang dibawa oleh Cheng Ho ini adalah pemberian Kaisar Tiongkok, pada abad ke-15 kepada Raja Pasai. Pada abad ke 15, armada Cheng Ho mampir dalam pelayarannya ke Pasai dan memberikan Lonceng besar yang tertanggal 1409 (Cakra Donya) kepada raja Pasai pada waktu itu. Di kota Samudra Pasai ini banyak tinggal komunitas Tionghoa, seperti adanya "kampung Cina", seperti ditulis dalam Hikayat Raja-raja Pasai.
Ketika Pasai ditaklukkan oleh Aceh Darussalam pada tahun 1524, lonceng ini dibawa ke Kerajaan Aceh. Pada awalnya lonceng ini ditaruh diatas kapal Sultan Iskandar Muda yang bernama "Cakra Donya"
Cakra mempunyai arti: poros kereta, lambang-lambang Wishnu, cakrawala atau matahari, kabar. Sedangkan Donya berarti dunia. Secara harafiah dapat diartikan pembawa kabar dunia. Cakra Donya adalah nama sebuah kapal perang Sultan Iskandar Muda (1607-1636), yaitu Kapal Cakra Donya di mana lonceng ini digantungkan, dalam penyerbuannya terhadap Portugis di Malaka.
Kapal Cakra Donya ini bagaikan kapal induk armada Aceh pada waktu itu dan berukuran sangat besar, sehingga Portugis menamakannya "Espanto del Mundo" (Teror Dunia). Kemudian Lonceng yang bertuliskan aksara Tionghoa dan Arab dinamakan lonceng Cakra Donya.
Lonceng raksasa yang merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang bermutu tinggi ini diletakkan di dekat Masjid Raya Baiturrahman yang berlokasi di kompleks Istana Sultan. Namun kini Lonceng Cakradonya telah dipindahkan ke Museum Aceh.
Lonceng Cakra Donya ini telah menjadi benda sejarah kebanggaan orang Aceh hingga sekarang. Lonceng ini juga merupakan bukti dan simbol hubungan bersejarah antara Tiongkok dan Aceh sejak abad ke-15.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Lonceng, http://acehpedia.org/Lonceng_Cakra_Donya
5 comments:
Usia lonceng ini sudah lama sekali
selamat tahun baru 2012
Loncengnya bagus
padahal hanya sebuah lonceng, tpi sangat berharga
@Alprablog™ : karena punya nilai catatan sejarah yang berharga mas ^^
perlu di jaga nih keberadaannya sebagai bagian dari sejarah, jangan sampai ada yang mencuri
Post a Comment
Klik " +1 " Bila anda menyukai artikel ini...
Sedikit saja komentar anda untuk membangun artikel sederhana ini ^_^