Hari ini tepat 26 Desember 2011 merupakan tanggal dan bulan yang sangat terpenting dalam benak bangsa Aceh. Pada masa 7 Tahun silam, bangsa Aceh menangis dan menjerit meminta tolong mohon ampun pada yang Maha Kuasa.
Orang tua kehilangan anak-anaknya, sang anak mencari-cari ayah dan ibunya, suami mencari istri, istri bertanya-tanya kabar berita suami, kakak mencari adik, si adik linglung melihat sekelilingnya nafsi-nafsi.
Mayat-mayat berserakan seperti daun-daun gugur berhamburan di tanah. Rintihan-rintihan sakit meminta "tolong" sudah tidak tergubris karena pikiran terfokus mencari keluarga dan sanak famili. Sungguh pada hari itu semua dan nafsi-nafsi.
Pada hari minggu, 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi dahsyat yang menyebabkan tsunami di Samudra Hindia, lepas pantai barat Aceh. Pada pukul 7:58:53 WIB, Gempa bumi dengan berkekuatan 9,3 mengguncang Aceh. Pusat gempa terletak pada bujur 3.316° N 95.854° E, Koordinat: 3.316° N 95.854° E kurang lebih 160 km sebelah barat Aceh dengan kedalam 10 kilometer.
TIdak lama setelah gempa berhenti, tiba-tiba air laut surut jauh dari pesisir pantai. Karena pada saat itu bertepatan dengan hari libur, tempat-tempat wisata pantai sangat ramai pengunjungnya. Para pengunjung dan masyarakat setempat turun menuju pantai untuk memungut bunga-bunga karang dan ikan-ikan yang tidak ikut terseret arus.
Tiba-tiba terdengar ledakan dasyat dan dalam sekejab gelombang besar menghantam apa saja yang ada didepannya. Air laut bercampur lumpur hitam pekat menjadi satu menerjang dan meluluh lantakkan bangunan rumah, industri rumah tangga, toko, kios, bahkan tempat-tempat ibadah.
Air bah (tsunami) itu tidak memandang bulu untuk menelan korbannya. Kayu, batu, seng, besi, dan juga manusia terlumat menjadi tidak berbentuk. Sungguh mesin penghancur yang sangat luar biasa.
Setelah air pun surut dan kembali normal, barulah terlihat jelas kondisi jiwa-jiwa yang tidak tertolong. Sungguh tragis dan mengenaskan kondisi para jenazah-jenazah tersebut. Ada yang sudah tidak bisa dikenali lagi, kelihangan salah satu anggota tubuh bahkan seluruhnya, ada juga yang masih bernyawa dengan kondisi tinggal berpulang kepada-Nya.
Saatnya itu hanya air mata darah yang bisa keluar menangisi kehilangan keluarga tercinta. Padahal semalamnya masih tertawa bercanda bersama, tapi ketika pagi datang semua hilang tanpa rasa maaf tersampaikan.
Semua yang terjadi di Aceh merupakan kehendak dari-Nya. Tidak ada yang bisa kita manusia lakukan kecuali hanyalah berdo'a dan meminta pengambunan. Dibalik semua cobaan pasti ada hikmah yang didapat. Aceh menjadi aman, tidak ada lagi kontak senjata dan penculikan di malam hari dengan kondisi tewas tertembak dan bekas penuh siksa di pagi hari.
Semoga Acehku tetap aman. Bangkitlah Aceh lebih besar dari sebelumnya.
Ceritakan lah pada anak-anak cucu Aceh bahwa tanggal 26 Desember 2004 adalah hari dimana Air Laut (tsunami) meluluh lantakkan Kota dan Desa.
Peringatkan dan kecamkan anak-anak cucu Aceh untuk selalu waspada bila terjadi gempa dengan kekuatan besar untuk lari dan mencari tempat yang lebih tinggi.
Semoga kita semua dilindungi oleh ALLAH SWT.
Gambar kilas balik tsunami
by: putroe intan
5 comments:
blogwalking sambil ngefollow
follback ya gan
saya sampai meneteskan air mata mengingat kejadian tsunami 7 yahun lalu di aceh sobat...
itu semua mungkin masih menjadi traumah yang sangat mendalam...
miris nginget2 dan ngeliat foto2 kejadian tsunami waktu itu.. :(
semoga sodara2 kita dsna bangkit dan terus bersemangat dalam menjalani hidup ini.. :)
Tak terbayangkan perihnya kehilangan beberapa anggota keluarga dalam bencana tersebut.
Semoga cobaan tersebut bisa dijadikan pelajaran dan semoga bangsa Indonesia di tahun 2012 akan aman aman saja dari bencana
Post a Comment
Klik " +1 " Bila anda menyukai artikel ini...
Sedikit saja komentar anda untuk membangun artikel sederhana ini ^_^